Tugas Akhir DIII
GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN STATUS GIZI PADA BADUTA 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAMBU
DIRGAHAYU. ‘‘Gambaran Pemberian ASI Eksklusif dan Status Gizi
Baduta 6-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bambu’’. (dibimbing oleh
Najdah, S.ST, M.Kes dan Hasmar Fajriana, S.Gz, M.P.H) (xii+42+13
Tabel+6 Lampiran).
ASI memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan dan
kelangsungan hidup bayi, karena bayi yang diberi ASI secara Eksklusif
memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan bayi yang tidak
diberikan ASI eksklusif. Hubungan pemberian ASI eksklusif dan status gizi
balita yaitu balita yang tidak diberikan ASI secara eksklusif lebih banyak
dan lebih rentan mengalami gizi kurang. ASI mengandung zat gizi yang
cukup lengkap, dan mengandung antibody atau zat kekabalan yang dapat
melindungi balita dari infeksi, hal tersebut yang dapat menyebabkan balita
yang diberi ASI, tidak rentan terhadap penyakit dan juga dapat berperan
terhadap status gizi balita
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian ASI
eksklusif dan status gizi baduta 6-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Bambu.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh baduta 6-23 bulan yang
berjumlah 145 yang dipilih secara proporsional simple random sampling.
Pemilihan desa dilakukan secara purposive sampling. Data diperoleh
melalui kuesioner dan pengukuran antropometri menggunakan timbangan
berat badan dan lenght board dan diolah menggunakan aplikasi SPSS
dan WHO antro.
Hasil penelitian menunjukkan cakupan ASI eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Bambu yaitu sebanyak 73,79%. Status gizi baduta 6-23
bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Bambu status gizi
berdasarkan indikator BB/U yaitu berat badan kurang 7,58%, berat badan
normal 91,03%, status gizi PB/U sangat pendek dan pendek masingmasing 6,20%, normal 82,75%, status gizi BB/PB gizi buruk 0,68%, gizi
baik 93,79%. Sebagian besar baduta yang mendapatkan ASI eksklusif
memiliki berat badan normal (BB/U).
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor lain yang
menyebabkan masalah gizi yaitu pola pemberian MP-ASI, riwayat
penyakit infeksi, pengetahuan dan status ekonomi keluarga
| G. 2022.DIR.GZ.10 | 2022.DIR.GZ.10 | Perpustakaan Direktorat Poltekkes Mamuju (RAK.KTI.GZ.2022) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain