Tugas Akhir DIII
DAYA TERIMA BAKSO TEMPE DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KARANGENAN PADA MASYARAKAT DI DESA TADUI
NURUL SARDINI ASYSIDDIQ. “Daya Terima Bakso Tempe Dengan
Penambahan Tepung Karangenan Pada Masyarakat di Desa Tadui Tahun
2023”. (dibimbing oleh Firdaus Syafi’i dan Hapzah). (xi + 32 Halaman + 4
Tabel + 7 Lampiran)
Salah satu bahan pangan lokal yang banyak dijumpai di Kabupaten
Mamuju Provinsi Sulawesi Barat yaitu tempe. Tempe merupakan salah
satu bahan pangan yang dapat digantikan dari olahan daging menjadi
olahan tempe. Tempe dapat diolah menjadi bakso tempe dengan
tambahan tepun karangenan sehingga aman untuk mengonsumsi bagi
orang yang memiliki penyakit degeneratif. Tepung karangenan
merupakan tepung yang terbuat dari rumput laut yang dapat digunakan
sebagai campuran makanan, pengental dan pengemulsi. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai daya terima masyarakat terhadap bakso tempe
yang terdiri dari warna, rasa, aroma, tekstur dengan penambahan tepung
karangenan 3%, 6%, 9%.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental yaitu untuk
mengetahui daya terima bakso tempe terhadap masyarakat di Desa
Tadui. Panelis yang digunakan yaitu panelis tidak terlatih yang berjumlah
70 panelis. Bertujuan untuk mengetahui daya terima panelis,
menggunakan skala uji hedonik meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur.
Hasil uji daya terima bakso tempe dengan penambahan tepung
karangenan dari 3 formula yang dilakukan uji organoleptik. Berdasarkan
warna formula yang paling banyak disukai oleh panelis yaitu bakso tempe
formula F1 konsentrasi 3% nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,93 dengan
standar deviasi 0,54. Berdasarkan rasa formula yang paling banyak
disukai oleh panelis yaitu bakso tempe formula F1 konsentrasi 3% nilai
rata-rata tertinggi yaitu 4,01 dengan standar deviasi 0,87. Berdasarkan
aroma formula yang paling banyak disukai oleh panelis yaitu bakso tempe
formula F1 konsentrasi 3% nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,60 dengan
standar deviasi 0,66 Berdasarkan tekstur formula yang paling banyak
disukai oleh panelis yaitu bakso tempe formula F1 konsentrasi 3% nilai
rata-rata tertinggi yaitu 3,74 dengan standar deviasi 0,60.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan menjadi acuan
perkembangan ilmu pengetahuan tentang perbandingan mutu
organoleptik, daya terima masyrakat dan menjadi sebuah inovasi baru
dalam hal menciptakan produk makanan bergizi dan bagi peneliti
selanjutnya disarankan untuk menguji kandungan gizi bakso tempe.
D. 2023.NUR.GZ.57 | 2023.NUR.GZ.57 | Perpustakaan Direktorat Poltekkes Mamuju (RAK.KTI.GZ.2023) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain