Tugas Akhir DIII
EFEKTIFITAS BUAH BINTARO (Cerbera manghas) SEBAGAI RODENTISIDA NABATI BAGI TIKUS
ZULKIFLI S
PO.76.3.03.19.1.024
“EFEKTIFITAS BUAH BINTARO (Cerbera manghas) SEBAGAI
RODENTISIDA NABATI BAGI TIKUS”
Pembimbing I : Haeranah Ahmad, SKM., MKM
Pembimbing II : Fahrul Islam, SKM., MKM
Vii + 48 halaman + 1 Tabel + 2 Gambar + 1 Lampiran + Daftar Pustaka 32 (2005-
2021)
Tikus merupakan hewan pengerat memiliki gigi depan yang selalu tumbuh
dan harus diasah dengan menggerogoti benda serta merusak dan menghabiskan
makanan, tanaman, barang dan bahan bangunan. Tikus juga merupakan faktor
perantara penyakit tertentu diantaranya adalah Leptospirosis, murine typhus,
salmonellosis, richettsial pox, rabies, dan trichinosis. Metode dalam pengendalian
tikus sudah dikembangkan, antara lain sanitasi, kultur teknis, fisik, mekanik,
biologi, dan kimiawi. Alternatif pengendalian tikus yang ramah lingkungan atau
rodentisida nabati, terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari tanaman atau
tumbuhan salah satunya yaitu pemanfaatan buah bintaro sebagai bahan pembuatan
rodentisida nabati dalam pengendalian tikus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas buah bintaro
(cerbera manghas) sebagai rodentisida nabati bagi tikus. Metode penelitian ini
yaitu eksperimental dengan menggunakan buah bintaro dengan bahan tambahan
tepung jagung dan gula sebagai rodentisida nabati bagi tikus. Sampel yang
digunakan sebanyak 10 ekor mencit putih jantan dengan tiga variasi dosis 100 gram
buah bintaro banding 100 gram tepung jagung dan gula (1:1), dosis 2:1, dan dosis
3:1
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa percobaan pada dosis 1, 2, dan 3
kematian tikus bersifat kronis atau dengan jangka waktu yang lama yaitu tikus
ditemukan mati diatas 24 jam dan hasil yang paling efektif adalah dosis 1:1 yang
tingkat kematiannya lebih cepat dibandingkan 2:1 dan 3:1.
Kesimpulan penelitian ini adalah dosis 1:1 yaitu 100 gram buah bintaro
banding 100 gram tepung jagung dan gula dapat mematikan 3 ekor tikus dengan
rata-rata kematian yaitu 32,33 jam, dosis 2:1 dapat mematikan 3 ekor tikus dengan
rata-rata kematian yaitu 36 jam, dan dosis 3:1 dapat mematikan 3 ekor tikus dengan
rata-rata kematian yaitu 38 jam dan perlakuan control tidak ditemukan tikus mati.
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah Diharapkan kepada
masyarakat yang mempunyai lahan perkebunan untuk membudidayakan tanaman
bintaro dapat dijadikan sebagai rodentisida nabati terhadap pengendalian tikus
sebagai vektor penyebab penyakit
E. 2022.ZUL.Kl.01 | 2022.ZUL.Kl.01 | Perpustakaan Direktorat Poltekkes Mamuju (Rak KTI.KL.2022) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain